JAKARTA - Teknologi Long Term Evolution (LTE) yang memungkinkan kecepatan lebih tinggi dalam koneksi internet, sudah siap diadopsi di Indonesia. Penerapannya hanya menunggu operator, regulasi dan masyarakat saja.
"Sekarang masalahnya soal ketersedian frekuensi, tapi LTE ini punya alternatif. Misalnya memperkenalkannya dulu pakai frekuensi 1800MHz atau 2300MHz.. Sekarang ada juga operator yang sudah siap, tinggal di-switch saja," kata Hardyana Syintawati, Vice President Marketing Communication Ericsson, dalam acara Teropong Industri Telekomunikasi 2012, di Plasa Senayan, Selasa (10/1/2012).
Follow Berita Okezone di Google News
"Kita melihat kemungkinan ada operator yang menggunakan LTE tahun ini. Apalagi jika pemerintah mengalokasikan 2300MHz untuk LTE," tambahnya.
Menurut Hardyana, saat ini regulator sudah melihat kepentingan di sana, arahnya untuk menata broadband pun sudah baik. Sedangkan di sisi operator, mereka sudah melihat pasar di sana.
"Ada juga pertimbangan-pertimbangan dari sisi perangkat dan apakah harganya terjangkau oleh pelanggan. Kita ketergantungan pada device juga, karena kalau harga perangkatnya masih USD1.000, siapa yang mau beli?" tukasnya.
Saat ini, menurut Hardyana, perangkat yang mendukung LTE di Indonesia sudah ada, tapi masih terbatas. Misalnya perangkat tablet, ada beberapa tablet yang sudah bisa karena di Amerika Serikat (AS) sudah berbasis LTE.
LTE tersebut akan menambah kecepatan dan kapasitas operator, tapi jelas akan membutuhkan biaya.
"Tidak pasti lebih mahal, karena teknologinya sudah ada dan tinggal software switch saja. Tapi harganya kembali lagi pada operator," tandasnya.
(tyo)