JAKARTA - Rifath Sharook adalah mahasiswa berusia 19 tahun dan anggota sekaligus ketua tim yang merancang dan membuat Kalamsat-V2, satelit 'paling ringan' di dunia.
"Kami tak bisa berbicara. Kami saling berpelukan. Perasaan kami tak bisa digambarkan dengan kata-kata," kata Sharook, seperti dikutip dari BBC.
Satelit tersebut sukses diluncurkan oleh Organisasi Riset Ruang Angkasa India (ISRO) pada Kamis (24/01).
Berat satelit ini hanya 1,2 kilogram dan dirakit hanya dalam waktu enam hari. Bagaimana mereka melakukannya?
Seperti Selebritas
Setelah peluncuran berjalan sukses, anggota tim mendapat pujian dari berbagai pihak.
"Kami menjadi bintang tidak dalam satu malam. Ini adalah puncak dari kerja keras selama bertahun-tahun," katanya kepada BBC.
Satelit Kalamsat-V2 adalah satelit ketujuh yang dibuat oleh tim yang dimotori oleh Sharook.
Nama Kalam dipakai sebagai penghargaan kepada mantan presiden India dan pelopor penelitian ruang angkasa yang sangat dihormati, Dr APJ Abdul Kalam.
Kalamsat-V2 sengaja dirancang dengan tidak mencontoh model-model yang sudah ada, yang sudah terbukti bisa berfungsi dengan baik. Ini memaksa seluruh anggota tim untuk melakukan terobosan dan inovasi.
"Dan sejak tahap awal, kami juga sangat terbantu dengan para ilmuwan ISRO. Kami bertanya kepada mereka setiap kali menemui masalah," kata Sharook.
ISRO tidak mengenakan biaya untuk mengangkut Kalamsat-V2 ke orbit. Kebetulan, hari Kamis lalu mereka melakukan misi menempatkan satelit militer ke orbit.
Kalamsat-V2, dengan berat hanya 1,2 kg, dianggap sebagai muatan ekstra.
"Kalau kami menggunakan roket atau wahana komersial, mungkin kami harus membayar antara USD60.000 hingga USD80.000 (sekitar Rp844 juta hingga Rp1,1 miliar). Terus terang, kami tak mampu membayarnya," kata Sharook.
Ongkos untuk membuat Kalamsat-V2 sekitar USD18.000 atau sekitar Rp253 juta.
Kalamsat-V2 dibuat untuk membantu komunikasi radio amatir dan dirancang untuk bisa berfungsi selama dua bulan.
Bahan alumunium dibeli dari Chennai namun beberapa komponen penting lain harus didatangkan dari luar negeri.
"Kami memerlukan waktu dua hari untuk merancang, selebihnya untuk merakit dan melakukan uji coba," kata Sharook.
Baca juga: Ternyata Otak Manusia Bisa Tertidur saat Keadaan Normal