PARA ilmuwan telah menemukan bukti baru terkait bebatuan bulan. Kemungkinan besar batuan tersebut terbentuk setelah planet seukuran Mars menabrak proto-Bumi lebih dari 4 miliar tahun lalu.
Sebuah tim yang dipimpin NASA memeriksa batuan yang dibawa kembali ke Bumi oleh astronaut Apollo lebih dari 50 tahun lalu. Peneliti menyelediki sampel menggunakan alat canggih yang saat itu belum tersedia pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Baca juga: Cari Air di Kutub Selatan Bulan, NASA Kerahkan Robot MoonRanger
Melansir Space, Jumat (25/9/2020), dalam studi baru tersebut tim menemukan bukti lebih lanjut dari "teori tabrakan besar" dengan berfokus pada jumlah dan jenis klorin di batuan.
Para peneliti menemukan bulan memiliki konsentrasi klorin "berat" yang lebih tinggi dibandingkan Bumi yang memiliki lebih banyak klorin "ringan". Istilah "berat" dan "ringan" mengacu pada versi atom klor atau dikenal sebagai isotop.
Baca juga: NASA Ungkap 7 Tahapan Misi Kembali ke Bulan pada 2024
Tidak lama setelah ledakan besar terjadi Bumi bisa tetap bersama, sementara potongan-potongan kedua planet yang meledak di ruang angkasa bergabung membentuk bulan.
Awalnya kedua gumpalan tersebut memiliki campuran isotop klorin ringan dan berat, namun berubah saat gravitasi Bumi menarik bulan yang baru terbentuk.