SEKELOMPOK peneliti asal Yale mengembangkan kain robotik serbaguna yang dapat bekerja sendiri. Melalui jurnal Prosiding National Academy of Science yang diterbitkan pada Senin 28 September 2020, peneliti mengklaim kain itu memiliki struktur yang kuat. Selain itu, kain memiliki kemampuan fleksibilitas dan dapat berkembang dengan sifat tipis serta ringan.
Melansir Techxplore, Kamis (1/10/2020), untuk menciptakan kain robotik, para peneliti memanfaatkan serat aktuasi penginderaan dengan mempertahankan kegunaan kain. Dalam artian, bahan fungsionalnya diubah menjadi serat untuk dapat diintegrasikan dengan kain. Contohnya, variabel kekakuan yang diciptakan dari epoksi dan logam Field yang dijahit pada kain.
Baca juga: Gundam Setinggi 18 Meter Bisa Bergerak seperti Manusia
"Komposit logam-epoksi Field kami dapat menjadi sefleksibel karet lateks atau sekaku akrilik keras, lebih dari 1.000 kali lebih kaku, hanya dengan memanaskannya atau mendinginkannya," ucap Trevor Buckner, mahasiswa pascasarjana di Lab Kramer-Bottiglio sekaligus penulis penelitian.
Sensor suhu ini didapat dari tinta konduktif emulsi pickering yang dapat dicat langsung pada kain. Meski dicat pada kain, sensor ini tidak mengubah tekstur maupun sirkulasi udara. Demikian dijelaskan Kramer-Bottiglio, asisten profesor teknik mesin dan ilmu material John J Lee.
Baca juga: 5 Manfaat Madu untuk Kesehatan yang Perlu Anda Tahu
Selain memiliki kemampuan kaku sesuai suhu, serat ini juga dapat memberikan kerangka pendukung yang bisa dihidupkan dan dimatikan. Dengan kerangka, kain dapat ditekuk dan dipelintir. Bentuk itu bahkan diklaim dapat dipertahankan dan mampu menahan menahan beban.
Dalam pengembangannya, peneliti juga memanfaatkan kawat Nitinol SMA. Melalui kawat tersebut, kain memiliki kemampuan bergerak lengkap dengan kemampuan kembali ke bentuk semula. Dilansir Inverse, kemampuan ini berfungsi meski kain telah mengalami beberapa distorsi atau dipanaskan pada suhu kritis.