ADA kurang dari 100 badak putih selatan (Ceratotherium simum simum) pada seabad lalu. Saat ini ada lebih dari 20.000 ekor. Namun ternyata hal itu tidak berlaku pada badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni).
Dengan kematian pejantan terakhir pada 2018, badak putih utara melewati titik di mana dapat diselamatkan secara alami. Subspecies tersebut sekarang digolongkan punah secara fungsional karena yang hanya tersisa dua betina.
Baca juga: Perusahaan Ini Bikin Robot Mirip Hewan Asli untuk Taman Wisata
Ini merupakan peristiwa yang sangat disayangkan, sebab badak merupakan hewan langka yang perlu dilestarikan.
Tetapi peneliti menemukan cara untuk dapat mencegah kepunahan yaitu dengan fertilisasi in vitro atau umumnya dikenal sebagai IVF. Langkah ini dapat membantu proses reproduksi normal untuk menghasilkan bayi badak putih utara yang baru.
Peneliti melakukan proses kesuburan badak di Universitas Oxford untuk membantu memecahkan masalah ini. Mereka menggunakan jaringan ovarium dari badak betina yang sudah mati untuk menumbuhkan banyak telur dan digunakan sebagai pembuahan di laboratorium.
Baca juga: Sama seperti Hewan Lain, Serigala Juga Bisa Merindukan Pemiliknya
Peneliti berpikir telah menemukan cara untuk menyelamatkan badak putih utara dan spesies terancam lainnya dari kepunahan. Peneliti masih berusahan untuk terus menggali pemahaman akan hal ini dengan memanfaatkan potensi penuh dari ovarium badak dengan tujuan menumbuhkan telur sebanyak mungkin.
Peneliti terus mengembangkan metode tersebut dengan menggunakan jaringan ovarium dari spesies badak berbeda, termasuk badak putih selatan, badak India dan hitam. Sebab semua spesies badak terancam atau hampir punah, teknologi ini dapat membantu lebih banyak spesies daripada hanya badak putih utara, termasuk badak Jawa dan Sumatera yang langka.