PESAWAT luar angkasa OSIRIS-REx NASA berhasil mendarat di Asteroid Bennu sesuai rencana pada Selasa 20 Oktober 2020. Misi ini bertujuan mengambil sampel batuan luar angkasa untuk dibawa pulang dan diteliti di Bumi. NASA menyebut asteroid yang berjarak 200 juta mil dari Bumi ini dapat membantu mengungkap rahasia tata surya.
Proses pengambilan sampel terjadi pada pukul 1.50 siang EDT dengan menembakkan pendorongnya agar dapat keluar dari orbit di sekitar Asteroid Bennu. Pendorong itu kemudian memanjangkan bahu, siku, pergelangan tangan samping 11 kaki (3,35) meter yang dikenal sebagai Touch-And-Go Sample Acquisition Mechanism (TAGSAM), lalu transit melintasi Bennu sambal turun sekira setengah mil (805 meter) ke arah permukaan.
Baca juga: Pesawat OSIRIS-REx NASA Jalankan Misi Pendaratan di Asteroid BennuĀ
Setelah empat jam turun pada ketinggian sekira 410 kaki (125 meter), OSIRIS-Rex akan melakukan pembakaran "Checkpoint" yang pertama dari dua maneuver untuk menargetkan lokasi pengumpulan sampel secara tepat. Ini dikenal sebagai Nightingle.
Sepuluh menit kemudian pesawat luar angkasa ini menembakkan pendorong "Matchpoint" kedua untuk memperlambat penurunannya dan menyesuaikan dengan rotasi asteroid saat terjadi kontak. Kemudian benda ini melewati "Gunung Dom" untuk sampai ke tempat pendaratan di sebuah kawah belahan utara Bennu.
Data menunjukkan TAGSAM berhasil menyentuh permukaan dan menembakkan gas nitrogen yang menimbulkan debu dan kerikil. Beberapa di antaranya terperangkap di kepala pengumpul sampel TAGSAM.
"Sangat menarik menerima konfirmasi bahwa pesawat luar angkasa berhasil menyentuh permukaan dan menembakkan salah satu botol gas," kata Wakil Manajer Proyek OSIRIS-REx Micheal Moreau, sebagaimana dikutip dari laman resmi NASA, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: Video 3D NASA Ungkap Bentuk Asli Asteroid BennuĀ
Tim saat ini sedang menilai apakah pesawat luar angkasa itu menangkap sampel sesuai target 60 gram. Insinyur dan ilmuwan OSIRIS-REx akan menggunakan beberapa mengukur sampel. Pertama dengan cara membandingkan gambar situs Nightingle sebelum dan sesudah TAG melepaskan gas.
"Indikasi pertama apakah kami berhasil mengumpulkan sampel akan diketahui pada 21 Oktober. Jika TAG membuat gangguan permukaan signifikan, kemungkinan besar kami mendapat banyak sampel," kata Moreau.
Follow Berita Okezone di Google News