PARA peneliti merancang drone yang diadaptasi khusus untuk membantu mengumpulkan data dari aktivitas Gunung Berapi Manam di Papua Nugini. Drone itu dapat membantu komunitas lokal memantau keadaan gunung berapi aktif tersebut dan memprediksi letusannya di masa depan.
Gunung Berapi Manam terletak di sebuah pulau seluas 10 kilometer (6 mil) di lepas pantai timur laut Papua Nugini. Di pulau itu terdapat setidaknya 9.000 orang dan Manam Motu (sebutan lokal) merupakan gunung paling aktif di negara ini.
Baca juga: Militer Amerika Rancang Sistem Pengisian Daya Drone secara OtonomÂ
Pada 2004, Gunung Manam pernah meletus yang memaksa warga pulau tersebut mengungsi ke daratan. Peristiwa itu mendorong para ilmuwan mencoba beberapa cara memperkirakan kapan gunung berapi ini akan meletus.
Mereka dapat memantau aktivitas gempa di daerah tersebut untuk mendeteksi getaran sebelum letusan terjadi serta mencari di dinding miring gunung saat magma menumpuk di bawahnya.
Jika langit cerah, satelit juga dapat dengan cepat mendeteksi dan mengukur emisi gas vulkanik seperti sulfur dioksida (SO2).
"Manam belum dipelajari secara rinci, namun kami dapat melihat dari satelit bahwa dia menghasilkan emisi yang kuat," kata Emma Liu, ahi vulkanologi yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Gunakan Drone, Cara Unik Penggembala Sapi Kumpulkan TernakÂ
Saat datang ke Papua Nugini pada Oktober 2018 dan Mei 2019, tim peneliti mulai menguji dua jenis drone jarak jauh yang dilengkapi sensor gas, kamera, dan perangkat lain. Pesawat tak berawak itu terbang lebih dari 2.000 meter tingginya ke gumpalan vulkanik Manam.
Gambar udara dari drone menunjukkan bahwa degassing di kawah selatan Manam meningkat antara Oktober 2018 hingga Mei 2019. Faktanya, gunung tersebut meletus pada Juni, tepat satu bulan setelah kunjungan lapangan kedua peneliti.
Follow Berita Okezone di Google News