SEORANG pria di Desa Satahi Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, bernama Josua Hutagalung pada 5 Agustus lalu menemukan sebuah batuan luar angkasa atau meteorit. Batu tersebut diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun dan diklasifikasikan sebagai Chondrite berkarbon CM1 / 2, varietas yang sangat langka, dan nilainya sekira USD1,85 juta atau setara Rp25 miliar.
Baca juga: Meteorit Senilai Rp25 Miliar di Sumut Ternyata Paling Dicari Astronom DuniaÂ
Menanggapi peristiwa ini, Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan itu merupakan meteorit biasa. Museum Geologi Bandung biasa mengidentifikasinya.
"Itu batu meteorit biasa. Museum Geologi Bandung yang biasa mengonfirmasinya," ungkap Thomas, saat dikonfirmasi Sindonews, Rabu (18/11/2020).
Baca juga: Meteorit Langka yang Jatuh di Sumut Kemungkinan Lebih dari SatuÂ
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa meteorit di Sumut itu merupakan objek yang biasa jatuh dari langit, sama seperti benda luar angkasa lainnya. Menurut Thomas, Museum Geologi Bandung memiliki banyak opsi dari temuan ini, tetapi tidak mengetahui prosedur yang akan dilakukan.
"Jadi Museum Geologi biasanya sekadar mengidentifikasi jenis meteorit. Mungkin pula mengoleksinya. Saya tidak tahu prosedurnya," papar Thomas.
Baca Juga: Sinergi KKP dan TNI AL Berantas Penyelundupan BBL Ilegal di Batam