JAKARTA - Pengamat gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian menilai pasar telepkn selular (ponsel) pintar di Indonesia, khususnya di segmen "low-end" akan tetap bersaing ketat di kuartal I 2021.
Lucky mengatakan kondisi pandemi Covid-19 turut mempengaruhi hal tersebut karena kebanyakan pekerjaan harus dilakukan secara daring.
"Segmen low-end ini menjadi persaingan yang ketat dari banyak vendor, didorong oleh kondisi pandemi, di mana kebanyakan pekerjaan harus dilakukan daring atau 'work from home' dan juga pembelajaran sekolah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ)," terangnya, seperti dikutip Antara.
Menurut dia, kondisi tersebut mendorong penjualan ponsel pintar di segmen low-end terdongkrak naik. Dia menilai para vendor ponsel pintar masih akan terus berlomba menghadirkan tipe-tipe ponsel pintar menarik di segmen ini.
(Baca juga: Kemkominfo Imbau Masyarakat Tak Sebarkan Konten Ledakan Bom Makassar)
"Karena pengguna ponsel pintar di segmen ini paling banyak, maka segmen ini juga dikejar para vendor untuk meningkatkan pangsa pasar brand, karena urutan teratas pangsa pasar ini masih diperebutkan untuk menjadi prestise kepercayaan bagi calon pembeli juga sebagai langkah marketing yang menarik," lanjutnya.
Lucky memperkirakan persaingan di segmen low-end akan terus menarik hingga kuartal-kuartal mendatang, terlebih kondisi pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Berdasarkan laporan terbaru firma riset IDC, ponsel pintar di kategori low-end atau yang dipasarkan dengan rentang harga Rp1,5 juta hingga Rp3 juta mengalami kenaikan di tahun 2020.
Porsi pasar ponsel pintar low-end kini mencapai 65 persen, naik dari 45 persen pada tahun 2019 lalu.
Lima besar merek, yaitu Vivo, Oppo, Xiaomi, Realme, dan Samsung secara berurutan mendominasi segmen low-end dengan pangsa lebih dari 90 persen.
(Baca juga: Kominfo Ajak Warga Tak Beri Kesempatan Aksi Teror di Ruang Digital)