UJARAN kebencian, konten SARA serta hoax memang masih sering ditemukan di media sosial. Oleh karena itu, para pemilik media sosial diminta lebih selektif dalam mengizinkan postingan seseorang.
Salah satu raksasa media sosial yang ditekan untuk menyaring postingan para penggunanya adalah Meta Platforms, Inc. Perusahaan induk dari Facebook, Instagram dan WhatsApp tersebut memang tengah bekerja keras menyaring konten yang ada di media sosial mereka.
Tidak heran jika konten bermuatan ujaran kebencian di Facebook (FB) dan Instagram (IG) dilaporkan menurun.Ada 13,6 juta konten di Facebook dan 3,3 juta konten Instagram yang dihapus gegara bermuatan hasutan dan kekerasan. Sebanyak 9,2 juta konten di FB dan 7,8 juta konten di IG juga dihapus karena memuat perundungan dan pelecehan.
Hal itu disebut dalam sorotan dari laporan yang dipublikasikan Facebook. Berdasarkan pantauan Solopos.com, Facebook melaporkan prevalensi ujaran kebencian di FB terus menurun selama empat kuartal berturut-turut, sejak Oktober 2020 hingga September 2021. “Di Q3, ada 0,03 persen atau 3 tampilan ujaran kebencian per 10.000 tampilan konten, turun dari 0,05 persen, atau 5 tampilan ujaran kebencian per 10.000 tampilan konten di Q2,” tulis pada laporan itu.
FB mengklaim telah meningkatkan teknologi untuk mengubah peringkat dan pengurangan konten bermasalah di kabar beranda. Sementara prevalensi ujaran kebencian di Instagram adalah 0,02 persen untuk Q3. Data itu disebut untuk kali pertama ini disampaikan dalam sebuah laporan.
Mereka juga menyebut prevalensi kekerasan pada Q3 di FB adalah 0,04-0,05 persen, atau antara 4 dan 5 tampilan per 10.000 tampilan konten, dan 0,02 persen, atau 2 tampilan per 10.000 tampilan konten, di Instagram. “Kami menghapus 13,6 juta konten di Facebook karena melanggar kebijakan kekerasan dan hasutan kami, dan kami secara proaktif mendeteksi 96,7 persen konten ini sebelum ada yang melaporkannya kepada kami,” tulis laporan itu.
Di Instagram, FB di bawah Meta, menyatakan telah menghapus 3,3 juta keping konten dengan tingkat deteksi proaktif 96,4 persen. Ada berbagai konten yang dihapus berdasarkan kebijakan kekerasan dan hasutan.