Share

Anonymous Deklarasi Perang Siber Terhadap Rusia, Sejumlah Situs Penting Langsung Diretas

Tangguh Yudha, Jurnalis · Rabu 02 Maret 2022 16:58 WIB
https: img.okezone.com content 2022 03 02 54 2555388 anonymous-deklarasi-perang-siber-terhadap-rusia-sejumlah-situs-penting-langsung-diretas-MfbVmuhk1f.jpg Anonymous deklarasi perang siber terhadap Rusia, sejumlah situr penting langsung diretas (Foto: The Wrap)

JAKARTA - Setelah apa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, grup hacker kenamaan Anonymous telah mendeklarasikan perang siber melawan pemerintahan Vladimir Putin.

Deklarasi diumumkan secara terbuka di media sosial Twitter lewat akun @YourAnonOne.

"Kelompok Anonymous resmi menyatakan perang siber melawan pemerintah Rusia," kata akun @YourAnonOne.

Tidak lama setelah deklarasi perang diumumkan, hacker Anonymous mengklaim telah berhasil meretas situs web Russian Today (RT). Situs tidak bisa diakses dan hanya menampilkan pesan "situs tidak bisa dijangkau".

Melansir dari The Guardian, Rabu (2/3/2022), serangan masih terus dilancarkan. Hingga minggu sore, situs resmi Kremlin dan Kementerian Pertahanan masih tidak dapat diakses. Anonymous juga menyebut telah meretas database Kementerian Pertahanan.

Selain itu, saluran TV milik pemerintah Rusia juga tidak lepas dari incaran. kelompok Anonymous menayangkan konten pro-Ukraina, termasuk lagu-lagu patriotik dan gambar dari invasi.

Meski demikian, menurut Konsultan di perusahaan keamanan siber AS Mandiant, Jamie Collier, sulit untuk mengetahui apakah serangan yang diterima Rusia benar-benar berasal dari Anonymous.

Namun, mengingat Anonymous memiliki rekam jejak dalam melakukan kegiatan semacam ini, dan sangat sesuai dengan kemampuan mereka, bukan sesuatu yang tidak mungkin.

RT sendiri secara terbuka mengakui bahwa serangan memang dilancarkan oleh Anonymous. Media pemerintah Rusia itu, mengklaim serangan dilancarkan dari AS setelah mereka menerbitkan deklarasi perangnya.

"Setelah pernyataan oleh Anonymous, situs web RT menjadi sasaran serangan DDoS besar-besaran dari sekitar 100 juta perangkat, sebagian besar berbasis di AS," ujar juru bicara RT.

Follow Berita Okezone di Google News

(amj)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini