Tabung yang dipakai bisa saja berisi zat yang dikenal sebagai volatil, yang akan menguap pada suhu normal, seperti air, es, dan karbon dioksida. Bahan di bagian bawah tabung pun sangat dingin.
Jumlah gas dalam sampel, diperkirakan sangat sedikit, sehingga para ilmuwan menggunakan perangkat khusus yang disebut manifold, ini dirancang oleh tim di Universitas Washington di St. Louis, untuk mengekstrak dan mengumpulkan gas.
Alat lain dikembangkan oleh European Space Agency (ESA) untuk menembus sampel dan menangkap gas saat mereka menguap. Para ilmuwan di sana menyebut alat itu sebagai "Apollo can opener."
Proses pembukaan dan pengambilan yang hati-hati telah dimulai, dan sejauh ini, berjalan dengan baik. Segel pada tabung sampel bagian dalam tampaknya masih utuh.
Sekarang, proses penusukan sedang berlangsung, dengan "Apollo can opener" itu yang diharapkan siap untuk menjebak gas apa pun yang mungkin keluar.
Jika ada gas dalam sampel, para ilmuwan akan dapat menggunakan teknologi spektrometri massa modern untuk mengidentifikasinya.
Spektrometri massa adalah alat untuk menganalisis dan mengukur molekul. Gas juga dapat dibagi menjadi sampel kecil untuk dipelajari oleh peneliti.
"Setiap komponen gas yang dianalisis dapat membantu untuk menceritakan bagian yang berbeda dari cerita tentang asal-usul dan evolusi volatil di Bulan dan di awal Tata Surya," jelas Francesca McDonald , yang memimpin proyek di ESA.
Follow Berita Okezone di Google News
(amj)