JAKARTA - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sudah banyak diterapkan ke berbagai bidang, termasuk ke sistem persenjataan.
Adapun senjata yang menggunakan kecerdasan buatan ini, dikenal sebagai senjata otonom atau autonomous weapon system, telah menuai berbagai polemik.
Sebab, senjata dengan kemampuan Artificial Intelligence bisa bekerja sendiri tanpa perlu dioperasikan manusia. Dan ini tentu sangat mematikan.
Dilansir dair Scientific American, Rabu (30/3/2022), seorang Profesor Emiritus bidang AI dan Robotika dari Universitas Sheffield di Inggris, Noel Sharkey, menegaskan bahwa senjata otonom merupakan bahaya yang unik bagi umat manusia.
Layaknya film Terminator, senjata otonom dapat menemukan, melacak, memilih, dan menyerang target dengan membabi buta, semuanya tanpa pengawasan manusia.
"Mereka bisa terdiri dari tank pesawat, kapal dan kapal selam yang semuanya dikendalikan komputer. Bukan tidak mungkin jika senjata terlalu pintar dapat mengambil alih kendali sepenuhnya," kata Sharkey.
Perlombaan Senjata Berteknologi AI
Senjata otonom penuh sendiri telah dikembangkan oleh sejumlah negara di dunia. Salah satunya, yakni Amerika Serikat (AS).
Sharkey menyampaikan, sejak pertengahan 2000-an, Departemen Pertahanan AS telah memicu perlombaan senjata berteknologi kecerdasan buatan dengan mengembangkan senjata otonom untuk semua cabang angkatan bersenjata.
Setiap kekuatan perang di AS, baik itu kekuatan besar dan beberapa kekuatan kecil telah berusaha untuk menghadirkan sistem senjata ini.
Tidak hanya, AS, China juga disebut telah berhasil mengembangkan senjata otonom. Menurut Menteri Pertahanan AS Mark Esper, China sudah mengekspornya ke Timur Tengah.