JAKARTA - Dua buku catatan milik Charles Robert Darwin, ahli geologi dan biologi ternama asal Inggris, secara misterius hilang dari arsip Cambridge University Library, terjadi 20 tahun lalu.
Disadur dari Ars Technica, Jumat (8/4/2022), salah satu buku catatan (notebook) Darwin yang hilang, diketahui menyimpan sketsa ikonik Darwin yang ia buat tahun 1847, yakni "Tree of Life”.
Lewat notebooknya, Darwin yang terkenal dengan kontribusi besarnya dalam bidang evolusi biologi ini, pada pertengahan Juli 1837 menuliskan tentang life span atau rentang hidup dan variasi antar generasi hewan.
Ia menyakini pemikirannya itu bisa menjelaskan semua keragaman yang dia amati. Terutama di antara kura-kura, mockingbird, dan rhea yang dia rekam di Kepulauan Galapagos.
Saat itulah dia membuat sketsa "Tree of Life" yang terkenal di buku catatannya "B", menunjukkan percabangan silsilah dari satu pohon evolusi.
Sampai akhirnya, Darwin menulis versi yang diupgrade sepenuhnya dari Tree of Life tersebut lebih dari 20 tahun kemudian lewat The Origin of Species.
Buku catatan "B" Darwin bersama dengan buku catatan "C" yang dikenal sebagai Transmutation Notebooks, disimpan di dalam kotak biru seukuran sampul buku di arsip Perpustakaan Universitas Cambridge.
Dua buku catatan milik Darwin tersebut, merupakan artefak yang berharga, nilainya diperkirakan jutaa pound Inggris. Menurut Universitas Cambridge, dua notebook tersebut merupakan koleksi materi Darwin terbesar dan paling signifikan di dunia.
Kronologis
Kronologi hilangnya buku catatan peninggalan Darwin ini, bermula ketika September 2000, notebook dikeluarkan sebentar dari Special Collections Strong Rooms untuk sesi foto.
Namun, pada Januari 2001, pustakawan menemukan bahwa kotak biru kecil dan buku catatan berharga di dalamnya telah hilang.
Awalnya, hanya dikira salah tempat atau terselip, lalu pustakawan Cambridge melakukan pencarian selama dua dekade, mengingat Special Collection Strong Rooms menyimpan jutaan dokumen.
Akhirnya, pustakawan baru, Jessica Gardner bergabung di Cambridge pada 2017. Jessica meluncurkan program pencarian menyeluruh terbaru pada tahun 2020, ditambah banyak ahli menyisir seluruh Arsip Darwin dan bahkan melakukan pemeriksaan sidik jari.