JAKARTA - Mengenal badai Matahari dan dampaknya bagi Bumi perlu diketahui, sebab sudah sering disebut-sebut bisa memengaruhi keadaan di Bumi. Tetapi, apa sebenarnya badai Matahari dan mengapa badai tersebut bisa menjadi masalah?
Diolah dari The Guardian, Kamis (14/4/2022), Matahari adalah kumpulan gas besar yang memancarkan segala jenis radiasi, mulai dari radiasi yang bisa dimanfaatkan tanaman untuk fotosintesis sampai partikel energi tinggi yang bisa menghancurkan apapun yang dilalui.
Kadangkala, badai magnet di permukaan bintang raksasa tersebut bisa memicu timbulnya flare atau ledakan yang melontarkan seperenam energi yang dihasilkan Matahari setiap detik.
Jika badainya cukup kuat, akan terjadi coronal mass ejections (CME), yaitu awan plasma berukuran besar yang bergerak pada kecepatan jutaan km per jam. Awan plasma tersebut terdiri dari proton dan elektron yang energik, dengan tambahan sejumlah kecil helium, oksigen, dan logam.
Pada waktu terjadinya badai Matahari, sebuah ledakan matahari (solar flare) akan disertai oleh semburan radiasi elektromagnet (termasuk radio dan gelombang yang terlihat, ditambah gamma, ultraviolet, dan sinar X).
Sekitar 10 sampai 20 menit setelah ledakan awal, akan disusul dengan semburan penuh dengan energi proton. Kemudian, 10 sampai 30 jam ke depan, sebuah CME akan menghantam magnetosfer (lapisan medan magnet) Bumi, lalu menyebabkan aliran listrik terganggu.
Kejadian tersebut bisa saja memadamkan aliran listrik, dan sebagian besar wilayah di Bumi bisa menyaksikan pertunjukan cahaya di langit, serupa aurora borealis.