JAKARTA - Mengenal fenomena El Nino tentu diperlukan oleh setiap orang di Indonesia, sebab negara ini ikut terdampak dan keberadaannya bisa memicu bencana.
Dirangkum dari berbagai sumber, El Nino merupakan fase hangat dari El Nino–Osilasi Selatan (ENSO) dan sebagai kebalikan dari fenomena La Nina.
El Nino, dikaitkan dengan sekelompok air laut hangat yang berkembang di pusat dan timur-tengah Pasifik khatulistiwa, termasuk daerah di lepas pantai Pasifik Amerika Selatan.
ENSO sendiri, merupakan siklus suhu permukaan laut hangat dan dingin dari Samudra Pasifik tropis tengah dan timur. El Nino disertai dengan tekanan udara tinggi di Pasifik barat dan tekanan udara rendah di Pasifik timur.
Fase El Nino diketahui terjadi hampir empat tahun, tetapi catatan menunjukkan bahwa siklus tersebut telah berlangsung antara dua dan tujuh tahun.
Dampak
Selama pengembangan El Nino, curah hujan berkembang antara September-November. Siklus ENSO, termasuk El Nino dan La Nina, menyebabkan perubahan suhu dan curah hujan global.
Negara-negara berkembang yang bergantung pada pertanian dan perikanannya, khususnya yang berbatasan dengan Samudra Pasifik, biasanya paling terpengaruh.
Adapun di Indonesia El Nino isi bisa timbulkan kekeringan ekstrem di sejumlah wilayah, begitu juga dengan kebakaran hutan dam lahan yang kerap terjadi.
Asal Nama
Dalam bahasa Spanyol Amerika, istilah El Nino berarti "anak laki-laki". Dalam fase Osilasi ini, air hangat di Pasifik dekat Amerika Selatan sering kali paling hangat sekitar Natal.
Nama asli fase ini, El Nino de Navidad, muncul berabad-abad yang lalu, ketika para nelayan Peru menamakan fenomena cuaca itu berdasarkan nama Kristus yang baru lahir.
(amj)