JAKARTA - Bagi manusia perputaran kepala dan leher yang tiba-tiba akan menimbulkan pusing serta merobek lapisan pembuluh darah di leher. Hal ini, juga dapat menyebabkan penggumpalan yang dapat berujung pada stroke.
Namun, tidak berlaku pada burung hantu. Mereka dapat memutar kepala hingga 270 derajat ke salah satu arah tanpa merusak pembuluh darah atau memutus aliran darah ke otak. Bagaimana itu terjadi?
Para ilmuwan dari John Hopkins melakukan penelitian pada anatomi burung hantu yang sudah mati secara alamiah.
Ilustrator medis Fabian de Kok-Mercado dan neuroradiolog Phillipe Gailloud menggunakan angiografi dan CT scan selusin antomi burung hantu bersalju, berpalang, dan bertanduk besar.
Mereka menemukan bahwa burung hantu memiliki empat adaptasi biologis yang dapat mencegah cedera akibat gerakan rotasi cepat.
"Sampai saat ini spesialis otak seperti saya masih bingung mengapa gerakan kepala yang cepat dan memutar tidak menyebabkan burung hantu mati," kata Gailloud, seperti dikutip dari Mental Floss, Sabtu (4/6/2022).
Dia juga mengatakan dalam siaran pers bahwa arteri karotis dan vertebralis di leher sebagian besar hewan, termasuk burung hantu, dan manusia sangat rapuh serta sangat rentan bahkan terhadap robekan kecil lapisan pembuluh.
Setelah melalui rontgen, membedah, dan menganalisis pembuluh darah, para peneliti menyuntikkan cairan ke arteri burung hantu untuk meniru aliran darah. Apa yang mereka temukan sangat mengejutkan.
Ternyata tidak seperti manusia yang pembuluh darahnya mengecil saat kepala berputar, burung hantu justru memiliki pembuluh darah membesar karena lebih banyak zat pewarna masuk.