JAKARTA - Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) menyebut karbon dioksida mencapai rekor tertinggi pada 2022, yakni 420,99 bagian per juta pada bulan Mei.
Dilansir dari Forbes, Senin (6/6/2022). pada 2021 lalu karbon dioksida meningkat 1,8 bagian per juta selama tahun 2021, mendorong atmosfer lebih jauh ke wilayah yang tidak terlihat selama jutaan tahun.
Para ilmuwan di Scripps Institution of Oceanography, yang memelihara catatan independen, menghitung rata-rata bulanan yang sama sebesar 420,78 bagian per juta.
Tingkat karbon dioksida sekarang sebanding dengan Iklim Optimum Pliosen, antara 4,1 dan 4,5 juta tahun yang lalu, ketika mereka mendekati, atau di atas 400 bagian per juta.
Selama waktu itu, permukaan laut antara 5 dan 25 meter lebih tinggi dari hari ini, cukup tinggi untuk menenggelamkan banyak kota modern terbesar di dunia. Suhu kemudian rata-rata 7 derajat lebih tinggi daripada di masa pra-industri, dan penelitian menunjukkan bahwa hutan besar menempati tundra Arktik saat ini.
Administrator NOAA, dr. Rick Spinrad, mengatakan bahwa terjadinya perubahan iklim ini karena ekonomi dan pembangunan infrastruktur di bumi.
"Kita dapat melihat dampak perubahan iklim di sekitar kita setiap hari. Peningkatan karbon dioksida tanpa henti yang diukur di Mauna Loa adalah pengingat bahwa kita perlu mengambil langkah-langkah mendesak dan serius untuk menjadi negara yang lebih siap iklim,β ucap dr. Rick.
Dr. Rick menambahkan, polusi karbon dioksida dihasilkan dari pembakaran transportasi dan pembangkit listrik, oleh manufaktur semen, penggundulan hutan, pertanian, dan banyak praktik lainnya. Bersama dengan gas rumah kaca lainnya, karbon dioksida memerangkap panas yang memancar dari permukaan bumi dan menyebabkan atmosfer bumi menjadi panas.
βHal itu juga berpengaruh pada panas ekstrem, kekeringan, dan aktivitas kebakaran hutan, sepert serta curah hujan yang lebih tinggi, banjir dan aktivitas badai tropis,β paparnya.
Perubahan iklim ini, juga menyebabkan suhu yang lebih tinggi dan pola curah hujan yang berubah membuat lapisan es dan gletser mencair. Dalam 25 tahun ke depan, banyak gletser di Pegunungan Alpen, Pegunungan Rocky, Pegunungan Andes bisa hilang akibat perubahan iklim.
Spesies tumbuhan dan hewan di dataran tinggi sedang berjuang untuk beradaptasi dengan lingkungan yang lebih hangat. Perubahan iklim telah menjadi faktor yang signifikan dalam memicu runtuhan batu dan tanah longsor.
Follow Berita Okezone di Google News