JAKARTA - Tahun 2022 telah menimbulkan banyak bencana seperti banjir skala besar, kebakaran hutan yang mengerikan, dan gelombang panas.
Terutama di India dan Pakistan, Eropa, Amerika Serikat, dan sebagian Asia Timur. Badai es secara mengejutkan menghantam Jerman dan Mexico City.
Dilansir dari Wired, Rabu (22/6/2022), dan para tenaga ahli prakiraan cuaca Amerika Serikat memperkirakan musim badai tahun ini akan berada di atas normal.
Ahli meteorologi mengatakan, peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi saat ini sangat meresahkan. Memang, 2022 belum menjadi tahun terburuk dalam catatan cuaca ekstrem.
Namun, dampak perubahan iklim yang cepat sudah bisa dirasakan dan efeknya memengaruhi cuaca lainnya.
“Ada banyak hal luar biasa yang terjadi, dan hal-hal tersebut tidak umum sama sekali,” kata Paul Pastelok, kepala prakiraan cuaca di AccuWeather.
Peneliti di Departemen Ilmu Atmosfer Colorado State University, Phil Klotzbach, menyampaikan bahwa penyebab utama dari perubahan cuaca adalah La Nina.
Klotzbach berpendapat, siklus fenomena cuaca alami La Nina ini menghasilkan suhu lebih dingin di Samudra Pasifik dan hangat di Samudra Atlantik.
La nina memengaruhi cuaca, tidak hanya pada angin topan, tetapi memperburuk kekeringan di Barat Daya Amerika Serikat.
"Pada akhirnya, campuran kuat dari efek perubahan iklim dan variabilitas alam sedang melanda beberapa bagian dunia saat ini," tegasnya.