JAKARTA - Ada fenomena darah salju di Alpen, dan sepertinya terkait dengan krisis iklim yang sedang dialami oleh Bumi. Bagaimana penjelasannya?
Sambil berdiri di atas lereng bersalju sekitar 2.500 meter di atas permukaan laut, ilmuwan Eric Marechal memegang sebuah tabung berisi alga merah tua yang dikenal sebagai "darah salju".
Fenomena "darah salju" mempercepat pencairan salju di Alpen yang membuat para ilmuwan khawatir.
"Alga ini berwarna hijau. Tetapi di salju, alga ini mengumpulkan sedikit pigmen seperti tabir surya untuk melindungi dirinya," kata Marechal, Direktur penelitian di Pusat Nasional Penelitian Ilmiah di Grenoble, Prancis, dikutip Antara, Rabu (22/6/2022).
Bersama anggota timnya, dia sedang mengumpulkan sampel untuk pengujian laboratorium. Di dekat kakinya, sepetak salju merah terlihat berkilauan di bawah sinar matahari.
Alga tersebut dideskripsikan pertama kali oleh Aristoteles pada abad ketiga Sebelum Masehi, namun baru pada 2019 diidentifikasi secara formal dan diberi nama Latin Sanguina nivaloides.
Para ilmuwan kini berlomba memahaminya dengan lebih baik sebelum terlambat, karena volume salju berkurang akibat kenaikan suhu global yang melanda pegunungan Alpen.
Marechal mengatakan ada dua alasan kenapa mempelajari alga tersebut.