JAKARTA - Venus dianggap sebagai kembaran Bumi, dalam fenomena astronomi langkat planet sejajar pagi tadi, Jumat (24/6/2022), ia ikut muncul.
Dirangkum dari laman EDUSAINSA BRIN (LAPAN), planet ini memiliki ukuran, kedekatan jarak ke Matahari, kelonjongan planet, dan komposisi pembentuk planer yang hampir menyerupai Bumi.
Namun, Venus justru diselimuti oleh atmosfer yang komposisinya didominasi oleh karbon dioksida (96,5 persen) dan nitrogren (3,5 persen).
Sedangkan, unsur-unsur penyusun atmosfer Venus kurang dari 0,02 persen.
Hal ini, menyebabkan perbandingan intensitas cahaya yang dipantulkan dan dihamburkan kembali ke luar angkasa terhadap itensitas cahaya yang datang dari Matahari (Albedo) lebih besar dibandingkan planet-planet lainnya termasuk Bumi.
Awan tebal yang kaya asam sulfat di atas lapisan atmosfer sarat karbon dioksida juga turut meningkatkan kecerlangan Venus karena memantulkan dan menghamburkan kembali 90 persen cahaya Matahari yang diterima permukaan Venus ke angkasa.
Atas dasar itu, setelah Bulan planet ini merupakan objek alami tercerah di langit malam.
Kecerahan maksimal planet ini dapat dilihat segera sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam, sehingga disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja.
Venus merupakan planet terpanas di Tata Surya. Planet ini tidak memiliki siklus karbon yang memerangkap karbon dalam batuan dan kenampakan permukaan, dan juga tidak memiliki kehidupan organik yang dapat menyerap karbon dalam bentuk biomassa.
Lalu, Venus diselimuti oleh lapisan buram yang terdiri dari awan asam sulfat yang sangat reflektif, sehingga permukaannya tidak dapat dilihat dari luar angkasa.