JAKARTA - Dasar laut di samudra masih menyimpan banyak misteri karena sulit untuk dijelajah oleh manusia. Tetapi setidaknya saat ini hampir seperempat atau 23,4 persennya berhasil dipetakan.
Dilansir dari Engadget, Senin (4/7/2022), hal ini terwujud berkat inisiatif internasional yang disebut Seabed 2030, yang melibatkan sukarelawan, pemerintah, perusahaan, dan lembaga penelitian.
Seabed 2030 merupakan proyek bersama yang diprakarsai oleh PBB. Proyek ini, diharapkan dapat memetakan 100 persen dasar laut sesuai dengan mamanya, yakni pada tahun 2030.
Para peneliti pun optimis, proyek ini akan benar-benar rampung pada tahun 2030 nantu, mengingat selama setahun terakhir saja, Seabed 2030 telah memetakan dasar laut sekitar 3,8 juta mil persegi atau seukuran Eropa.
Mereka percaya, mengumpulkan lebih banyak data batimetri akan membantu lebih jauh pemahaman manusia tentang perubahan iklim dan upaya pelestarian laut.
Pemetaan dasar laut juga diharapkan dapat membantu dalam mendeteksi tsunami dan bencana alam lainnya.
"Peta lengkap dasar laut adalah alat yang hilang yang akan memungkinkan kita untuk mengatasi beberapa tantangan lingkungan yang paling mendesak di zaman kita, termasuk perubahan iklim dan polusi laut. Ini akan memungkinkan kita untuk menjaga masa depan planet ini,” kata Mitsuyuki Unno, direktur eksekutif The Nippon Foundation.
Baca Juga: Kawal Pengembangan Kampung Perikanan Budidaya, KKP Siapkan Pengawas Perikanan Andal