JAKARTA - Asosiasi Sistem Komunikasi Mobile Global (GSMA) melaporkan, cakupan jaringan 5G diatur untuk dipercepat di seluruh kawasan Asia Pasifik. Tetapi, kesenjangan penggunaan akan tetap signifikan.
Dikutip Antara, Senin (11/7/2022), jaringan broadband mencakup sekitar 96 persen populasi di wilayah tersebut. Namun, hanya 44 persen dari populasi (1,23 miliar pengguna) yang menggunakan layanan internet seluler.
Menurut GSMA, alasan perbedaan ini termasuk kurangnya keterampilan digital, keterjangkauan, dan masalah keamanan berselancar di dunia maya.
"Mengatasi kesenjangan penggunaan dan memperluas manfaat internet ke lebih banyak orang di masyarakat sangat penting," kata Kepala GSMA Asia Pasifik Julian Gorman.
"Namun, itu akan membutuhkan upaya bersama oleh berbagai pemangku kepentingan, bekerja sama dengan operator seluler dan pemain ekosistem lainnya seperti produsen perangkat dan pembuat konten digital, untuk mendorong adopsi dan mengatasi hambatan yang kita lihat hari ini," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, 5G tersedia secara komersial di 14 pasar, termasuk India dan Vietnam, akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang.
Teknologi dan layanan seluler pun terus memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Asia Pasifik, menghasilkan 5 persen dari PDB di kawasan ini pada tahun 2021, yang setara dengan nilai ekonomi sekitar 770 miliar dolar AS.
Baca Juga: Rayakan Satu Tahun, BuddyKu Fest Hadirkan Sesi Media Challenges
Follow Berita Okezone di Google News