Namun, ia membutuhkan waktu belasan tahun lagi sebelum dirinya mampu mengurangi waktu pemaparan kurang dari 30 menit dan membiarkan gambar menghilang setelah proses tersebut.
Daguerre merupakan penemu proses praktis pertama fotografi. Pada 1829 ia bekerjasama dengan Niepce untuk memperbaiki proses yang telah dikembangkan Niepce.
Pada 1839, setelah beberapa tahun bereksperimen Daguerre mengembangkan metode fotografi yang lebih mudah dan efektif yang dijuluki dengan namanya sendiri.
Proses daguerreotype Daguerre dimulai dengan memperbaiki gambar ke selembar tembaga berlapis perak.
Dia kemudian memoles perak itu dan melapisinya dengan yodium, menciptakan permukaan yang sensitif terhadap cahaya. Lalu, dia meletakkan lapisan itu di kamera dan memaparkannya selama beberapa menit.
Setelah gambar itu dilukis oleh cahaya, Daguerre memandikan piring itu dengan larutan klorida perak. Proses ini menciptakan citra abadi yang tidak akan berubah jika terkena cahaya.
Pada 1839, putra Daguerre dan Niepce menjual hak daguerreotype tersebut kepada pemerintah Prancis dan menerbitkan buklet yang menjelaskan prosesnya.
Daguerreotype memperoleh popularitas dengan cepat. Pada 1850, ada lebih dari tujuh puluh studio daguerreotype yang berlokasi hanya di New York City.
Seiring waktu, teknologi kamera terus berkembang. Kini masyarakat tak lagi harus menggelontorkan uangnya khusus untuk perangkat penjepret gambar.
Beberapa perangkat teknologi seperti laptop, dan smartphone telah didukung oleh kamera yang memungkinan pengguna mengabadikan momen dalam waktu singkat.
Baca Juga: Rayakan Satu Tahun, BuddyKu Fest Hadirkan Sesi Media Challenges
Follow Berita Okezone di Google News
(amj)