JAKARTA - Dugong resmi dinyatakan punah di China, mamalia yang terkait dengan manatee ini disebut-sebut telah mengilhami kisah kuno tentang putri duyung dan siren atau putri laut.
Dikutip dari BBC, Selasa (30/8/2022), hanya tiga orang yang disurvei dari komunitas pesisir di China yang melaporkan melihat dugong dalam lima tahun terakhir.
Dikenal sebagai raksasa paling lembut di lautan, perilaku dugong yang lambat dan santai kemungkinan membuatnya rentan terhadap penangkapan ikan yang berlebihan dan kecelakaan pelayaran.
Dugong ini kemungkinan masih ada di tempat lain di dunia, tetapi menghadapi ancaman serupa.
"Kemungkinan hilangnya dugong di China adalah kerugian yang menghancurkan,” terang Prof Samuel Turvey, dari Zoological Society of London (ZSL), yang ikut menulis studi penelitian.
Para ilmuwan di ZSL dan Chinese Academy of Science meninjau semua data sejarah di mana dugong sebelumnya ditemukan di China. Mereka menemukan tidak ada penampakan yang diverifikasi oleh para ilmuwan sejak 2000.
Selain itu, para peneliti telah beralih mewawancarai 788 anggota masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang diidentifikasi, untuk menentukan kapan masyarakat setempat terakhir melihatnya.
Rata-rata, warga melaporkan tidak pernah melihat dugong selama 23 tahun. Hanya tiga orang yang pernah melihat satu dalam lima tahun terakhir.
Hal ini, membuat para peneliti menyatakan dugong telah punah secara fungsional.
Prof Turvey mengatakan, kepunahannya di China harus menjadi peringatan bagi daerah lain yang menampung duyung - termasuk Australia dan Afrika Timur.
Dia menyebut hal ini sebagai "pengingat serius bahwa kepunahan dapat terjadi sebelum tindakan konservasi yang efektif dikembangkan".
Sementara itu, Heidi Ma, peneliti postdoctoral di ZSL, mengatakan kepada BBC penemuan ini berarti dugong tidak lagi bisa menopang kelanjutan dirinya sendiri.
Follow Berita Okezone di Google News