Share

Fakta Mengerikan Kota Suku Maya, Diselimuti Racun Merkuri Mematikan

Tangguh Yudha, Jurnalis · Senin 03 Oktober 2022 18:08 WIB
https: img.okezone.com content 2022 10 03 56 2679885 fakta-mengerikan-kota-suku-maya-diselimuti-racun-merkuri-mematikan-bfARkqmwCX.JPG Fakta mengerikan kota Suku Maya, diselimuti racun merkuri mematikan (Foto: Shutterstock/Alfredo Matus)

JAKARTA - Fakta mengerikan terkait kota kuno Suku Maya berhasil diidentifikasi sejumlah peneliti baru-baru ini, yakni diselimuti oleh racun merkuri yang mematikan.

Diolah dari Gizmodo, Senin (3/10/2022), kota-kota Suku Maya kuno seperti Tikal dan Cerén sangat tercemar merkuri. Paparan bahan kimia tersebut bisa menjadi risiko bagi para arkeolog saat ini.

Peneliti menyebut konsentrasi merkuri tertinggi berada di Tikal, situs Maya besar di Guatemala. Di sana, beberapa tanah memiliki konsentrasi merkuri 17,16 bagian per juta yang dapat memberikan efek toksik pada manusia.

Sejauh ini, belum diketahui secara pasti kenapa wilayah tersebut bisa mengandung zat berbahaya tersebut, dan banyak masyarakat awam yang menyebut itu merupakan sebuah kutukan.

Dugaan sementara, merkuri kemungkinan meresap ke dalam tanah setelah digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti mengecat rumah dan keramik. Selain itu, juga karena penggunaan batu Cannibar.

Kemudian, disebutkan bahwa kandungan merkuri berasal dari cat pada topeng penguburan emas berusia 1.000 tahun dari orang-orang Sicán yang zatnya berwarna kemerahan, mirip dengan darah.

Keduanya memiliki kepentingan simbolis untuk budaya Mesoamerika seperti Sicán dan Maya. Dan ribuan tahun sebelum Maya dan Sicán, penduduk Neolitik atalhöyük di Turki menggunakan cinnabar sebagai pigmen dalam penguburan.

Menurut rekan penulis studi Nicholas Dunning, seorang ahli geoarkeolog di University of Cincinnati, Suku Maya menggunakan batu cinnabar karena mengandung ch'ulel, yakni kekuatan jiwa.

Menjadikannya zat suci yang secara teratur digunakan dalam konteks dekoratif. Maya akan menggunakan cinnabar sebagai cat dan bedak di dinding dan tembikar. Kemudian, cinnabar melarutkan merkuri ke dalam tanah dan air setempat.

"Pada titik ini, para arkeolog biologi belum mencari kandungan zat itu dari sisa-sisa kerangka yang ditemukan di pemakaman Maya sehingga tidak mungkin untuk mengatakan apakah kontaminasi akan muncul dalam penyelidikan semacam itu," kata Dunning.

Follow Berita Okezone di Google News

“Salah satu komplikasi yang akan menghambat penelitian semacam itu adalah banyak pemakaman kerajaan dan elit lainnya termasuk bubuk cinnabar, yang secara bebas ditaburkan di atas kerangka dan mungkin merembes ke tulang-tulang itu," lanjutnya.

Dalam penelitian sebelumnya, tim yang melibatkan Dunning menemukan merkuri di reservoir air minum kuno Tikal.

Pekerjaan baru memperluas temuan tersebut dengan mengukur keberadaan merkuri di situs Maya di Guatemala, Belize, El Salvador, Honduras, dan Meksiko.

“Menemukan merkuri yang terkubur jauh di dalam tanah dan sedimen di kota-kota Maya kuno sulit dijelaskan, sampai kita mulai mempertimbangkan arkeologi wilayah tersebut yang memberi tahu kita bahwa Maya menggunakan merkuri selama berabad-abad,” kata Duncan Cook, seorang ahli geografi di Australian Catholic University dan rekan penulis makalah ini, dalam rilis Frontiers.

Bagaimana Suku Maya mendapatkan cinnabar tidak jelas. Sebagian besar situs Maya jauh dari sumber merkuri geologis, sehingga unsur tersebut mungkin telah sampai ke tangan Maya melalui rute perdagangan yang membentang di Mesoamerika.

Para peneliti menyarankan agar proyek arkeologi di masa depan mempertimbangkan lebih banyak perlindungan di situs penggalian yang diketahui memiliki konsentrasi merkuri yang tinggi.

Menyelidiki bagaimana Maya mendapatkan dekorasi beracun mereka adalah penting, tetapi kesehatan para arkeolog tidak boleh dikompromikan untuk mewujudkannya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini