JAKARTA - Wartawan dan aktivis di Meksiko dilaporkan jadi sasaran empuk spyware dari Pegasus NSO Group, perusahaan asal Israel, lewat metode serangan zero-click.
Beberapa waktu lalu, kebocoran data yang diduga terkait dengan pelanggan NSO Group, memperjelas bahwa rumor sebelumnya tentang penyalahgunaan malware untuk meretas ponsel kemungkinan besar benar.
Dilansir dari Techdirt, Jumat (14/10/2022), NSO Group Israel mengeluarkan penyangkalan pernyataan tersebut. Pihaknya mengatakan, tidak melakukan apapun dan tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh pelanggan yang membayar produknya.
Informasi mengenai adanya penyalahgunaan tersebut, telah diselidiki selama bertahun-tahun sebelum terjadi kebocoran. Tidak disangka-sangka, target yang ditemukan adalah sejumlah jurnalis, pihak oposisi, para aktivis, pemimpin agama, dan tokoh publik.
Menurut penyelidikan dan investigasi, jurnalis dan aktivis Meksiko terinfeksi spyware Pegasus NSO Group setelah diretas melalui serangan zero-click. Mereka menggunakan perangkat lunak spyware untuk meretas ponsel para jurnalis dan aktivis, yang muncul pada awal tahun 2018.
Sejak saat itu, kebocoran data oleh NSO Group membuat mereka menjadi subjek liputan pers di seluruh dunia sehingga beritanya ramai di kalangan publik.
Menurut laporan tahun 2018, menunjukkan jurnalis dan aktivis Meksiko menjadi sasaran setelah menerbitkan berita yang memberatkan pemerintah. Hal ini menjadi alasan bahwa pemerintah Meksiko ikut terlibat.
Tidak hanya pemerintah Meksiko yang diduga ikut terlibat dalam kasus penyalahgunaan data ini, tetapi menjelang akhir 2021 dikabarkan bahwa seorang pengusaha Meksiko juga ditangkap karena telah menginfeksi ponsel jurnalis dengan malware Pegasus NSO.
Kasus-kasus baru terjadi antara 2019 dan 2021, ditemukan oleh organisasi hak digital Meksiko R3D (Red en los Defensa de los Derechos Digitales) dengan dukungan teknis yang disediakan oleh Citizen Lab di Universitas Toronto.
Follow Berita Okezone di Google News