JAKARTA - Seluruh Eropa akan memanas dua kali lebih cepat dibanding wilayah lain di dunia. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa suhu Benua Biru bakal menghangat lebih dari 2 derajat Celcius.
Dihimpun dari Space, Senin (7/11/2022), ini tidak lepas dari emisi gas rumah kaca. Eropa menanggung beban perubahan iklim, pemanasan pada tingkat yang dua kali lebih cepat dari rata-rata global.
Laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebutkan, mereka telah menganalis data selama 30 tahun dari tahun 1991 dan seterusnya, mengungkapkan tren pemanasan ekstrem di seluruh Eropa membuat bingung para peneliti.
Suhu rata-rata di Eropa meningkat pada tingkat 0,5 derajat Celcius per dekade selama periode penelitian, mencapai rata-rata keseluruhan 2,2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.
Angka itu, jauh di atas batas 1,5 derajat Celcius yang ditetapkan oleh komunitas klimatologi internasional dengan tujuan meminimalkan dampak lingkungan yang merusak dari perubahan iklim.
Laporan yang disusun para peneliti yang bekerja sama dengan program pengamatan Bumi Eropa Copernicus itu, menyatakan bahwa Eropa mulai saat ini sudah merasakan panas ekstrem.
Menurut perkiraan, musim panas 2022 adalah yang terkering dalam 500 tahun, dengan kekurangan air yang meluas dan kebakaran hutan yang memengaruhi bahkan negara-negara yang biasanya terbiasa dengan musim panas yang basah.
Gletser Alpen kehilangan ketebalan es sekitar 30 meter dari tahun 1997 hingga 2021 sebagai akibat dari pemanasan. Pada tahun 2021 saja, bencana terkait cuaca, sebagian besar terkait dengan banjir dan badai, menyebabkan kerusakan senilai $50 miliar di seluruh negara Eropa.
"Eropa menyajikan gambaran langsung tentang dunia yang memanas dan mengingatkan kita bahwa bahkan masyarakat yang siap sekalipun tidak aman dari dampak peristiwa cuaca ekstrem," Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal WMO.
“Tahun ini, seperti tahun 2021, sebagian besar Eropa telah dipengaruhi oleh gelombang panas dan kekeringan yang luas, memicu kebakaran hutan. Pada tahun 2021, banjir yang luar biasa menyebabkan kematian dan kehancuran," lanjutnya.
Follow Berita Okezone di Google News