Perairan yang tidak terlalu luas ini hanya mencakup 15 persen dari total tutupan danau, tetapi bertanggung jawab atas 45 persen peningkatan karbon dioksida. Tidak hanya itu, sekitar 59 persen peningkatan emisi metana selama periode 1984 hingga 2019.
Tang menjelaskan, danau kecil yang mengeluarkan gas rumah kaca dalam jumlah yang tidak proporsional karena biasanya mengakumulasi lebih banyak bahan organik, yang kemudian berubah menjadi gas.
Akibat danau tersebut yang kecil dan dangkal, inilah yang membuat gas lebih mudah mencapai ke permukaan dan naik ke atmosfer Bumi. Di saat bersamaan, danau kecil jauh lebih sensitif terhadap perubahan iklim dan cuaca, serta gangguan manusia.
Hal itu berdampak pada ukuran dan kimia airnya sangat berfluktuasi. Lebih dari setengah peningkatan tutupan danau selama periode penelitian disebabkan oleh aktivitas manusia, kebanyakan waduk yang baru dibangun. Sisanya karena gletser dan permafrost yang mencair akibat dari pemanasan Bumi.
Para peneliti berharap bahwa data yang mereka kumpulkan akan terbukti berguna untuk model iklim di masa depan dan dapat digunakan untuk membuat perkiraan yang lebih baik tentang sumber daya air di danau air tawar.
Selain itu juga dapat digunakan untuk menilai risiko banjir lebih baik dan pengelolaan danau yang lebih baik karena kawasan danau juga berdampak bagi keanekaragaman hayati yang ada di Bumi.
Follow Berita Okezone di Google News
(amj)