Thomas Karikari, salah seorang ilmuwan yang menguji, mengatakan jika temuan ini diharapkan bisa membantu peneliti lain merancang uji klinis yang lebih baik untuk perawatan pasien Alzheimer.
Tes darah ini, lanjut profesor asal psikiatri University of Pittsburgh itu, diyakini lebih murah, lebih aman, lebih mudah dilakukan, dan dapat meningkatkan kepercayaan klinis dalam mendiagnosis Alzheimer.
Meski demikian, Thomas mengakui jika temuan ini perlu pengembangan dan penelitian yang lebih lanjut. Para ilmuwan saat ini masih perlu memvalidasi bahwa itu berfungsi untuk berbagai macam pasien, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang etnis yang berbeda, yang tidak sama dari 600 pasien yang dijadikan sampel.
Follow Berita Okezone di Google News
(kem)