BANYAK orang beranggapan game bisa membuat seseorang menjadi malas dan bodoh, tapi menurut sebuah studi, game justru bisa mempertajam kemampuan kognitif kamu.
Mengenai hal tersebut, para ilmuwan banyak yang tertarik untuk menelitinya, bukti-bukti pun mulai mengungkapkan bahwa kekhawatiran semacam itu sebagian besar tidak berdasar
Menurut studi, selama bertahun-tahun game dan aplikasi pelatihan otak disebut sebagai cara yang mudah dan efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif seseorang.
Karena dengan memainkan game atau teka teki cepat yang berfokus pada hal-hal seperti ingatan atau kesadaran spasial, seiring waktu kemampuan kita di bidang ini akan meningkat. Serta, secara teori, kecerdasan umum juga akan meningkat.
Dari perspektif penelitian, masalah utamanya yakni mencari tahu apakah memainkan game bisa menghasilkan efek "transfer", yakni apakah akan meningkatkan keterampilan kamu pada permainan memori tertentu bisa menghasilkan peningkatan kognitif secara lebih luas
Para peneliti telah mencoba membuat perbedaan efek transfer dekat dan jauh. Di mana efek dekat berhubungan dengan apakah memainkan satu permainan memori menghasilkan peningkatan pada memori lainnya.
Sementara untuk efek jauh, berhubungan dengan apakah memainkan permainan itu menghasilkan perbaikan umum dalam kemampuan kognitif atau kecerdasan.
Sedangkan penelitian lainnya telah menunjukkan bahwa permainan pelatihan otak menghasilkan efek yang hampir sama dan umumnya lemah, sementara penelitian lain gagal menemukan hasil yang sama. Kemudian untuk efek jauh tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa hal itu terjadi.
Tapi, sebuah penyelidikan telah membandingkan game pelatihan otak dengan video game run-of-the-mil, dan di sanalah hal-hal menjadi menarik.
Tepatnya pada studi tahum 2015 yang membandingkan game pelatihan otak Lumosity dengan game teka-teki orang pertama Portal 2. para peneliti menemukan bahwa pemain Lumosity tidak menunjukkan peningkatan dalam keterampilan pemecahan masalah dan spasial, namun pemain Portal 2 melakukannya.
Sejalan dengan penelitian tersebut, sebuah studi terhadap 45.000 responden yang diterbitkan tahun 2019 menunjukkan, meski ada sedikit manfaat kognitif dari bermain game pelatihan otak, ini bisa diabaikam dibanding dengan efek video game pada umumnya.
Follow Berita Okezone di Google News