SATELIT pertama karya anak bangsa Surya Satellite-1 (SS-1) resmi diluncurkan dari International Space Station (ISS). Satelit nano pertama ini diterbangkan ke orbit rendah Bumi atau Low Earth Orbit (LEO).
Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Robertus Heru Triharjanto mengatakan bahwa SS-1 akan beroperasi di ketinggian 400-420 km di atas permukaan bumi dengan sudut inklinasi 51,7 derajat.
Nantinya satelit itu akan berfungsi sebagai (Automatic Package Radio System) untuk kebutuhan Radio Amatir (ORARI) dan juga dapat difungsikan untuk komunikasi dalam bentuk SMS gratis sekaligus sebagai alat pedeteksi kebencanaan.
"Pelepasan SS-1 menuju orbit akan memberikan suntikan motivasi terhadap pentingnya penguasaan teknologi satelit untuk Indonesia. Selain itu juga untuk membangun kapabilitas generasi muda dalam penguasaan teknologi satelit," ungkap Heru.
"BRIN akan selalu mendukung pengembangan satelit yang dikembangkan oleh universitas maupun startup Indonesia dengan keahlian yang telah dimiliki, dalam skema dukungan riset, serta fasilitas pengujian dan integrasi satelit yang disiapkan oleh BRIN,โ tambahnya.
Satelit nano SS-1 sendiri memiliki dimensi yang sangat kecil, yaitu hanya 10 x 10 x 11.35 cm dengan berat hingga 1,3 kg. Ukuran satelit nano ini jauh lebih ke il dibanding satelit konvensional yang berukuran meteran dengan bobot hingga berton-ton.
SatelitbSS-1 diinisiasi oleh engineer muda Indonesia dari Surya University bekerja sama dengan ORARIsejak Maret 2016. Pada 2017, SS-1 memulai pengerjaan dan pelatihan pembuatan nano satelit dengan supervisi dari para periset di Pusat Teknologi Satelit.
Satelit SS-1 dikembangkan oleh tujuh orang mahasiswa dari Surya University, yaitu Hery Steven Mindarno, Setra Yoman Prahyang, M. Zulfa Dhiyaulfaq, Suhandinata, Afiq Herdika Sulistya, Roberto Gunawan, dan Correy Ananta Adhilaksma.
Follow Berita Okezone di Google News