OZON merupakan bagian stratosfer yang melindungi planet kita dari sinar ultraviolet Matahari. Lapisan ozon yang menipis kemudian membentuk "lubang ozon" di atas Kutub Selatan setiap tahunnya.
Lapizan ozon pun dibuat dan dihancurkan secara alami di stratosfer, tapi polusi yang disebabkan oleh manusia menghancurkan ozon lebih cepat daripada yang dapat terbentuk. Karenanya, negara-negara PBB melalui Protokol Montreal secara bertahap menurunkan konsumsi dan produksi zat perusak ozon (ODS), yang didalamnya termasuk hampir 100 bahan kimia buatan manusia.
Kini, sebuah panel berteknologi tinggi yang didukung oleh PBB telah menghitung bahwa lapisan ozon Bumi dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 40 tahun. Itu berarti masalah iklim yang semakin mengerikan dapat segera dihentikan.
Diolah dari Metro, hampir 99% zat perusak ozon telah dihapus sejak tahun 1989. Dengan memulihkan lapisan ozon di stratosfer atas Bumi, manusia akan menghadapi lebih sedikit paparan sinar ultraviolet (UV) berbahaya dari Matahari. Dengan begitu pemanasan global juga akan berkurang 0,5 derajat Celcius.
"Dampak Protokol Montreal terhadap mitigasi perubahan iklim tidak dapat diabaikan. Selama 35 tahun terakhir, Protokol telah menjadi solusi bagi lingkungan," kata Meg Seki, Sekretaris Eksekutif Sekretariat Ozon Program Lingkungan PBB.
"Penilaian dan tinjauan yang dilakukan oleh Panel Penilaian Ilmiah tetap menjadi komponen penting dari kerja Protokol yang membantu menginformasikan pembuat kebijakan dan keputusan," lanjutnya.
Laporan tersebut menjelaskan dampak positif dari perjanjian tahun 1984 terhadap iklim. Dan itu menunjukkan bahwa, jika manusia bertindak, manusia dapat menghentikan pemanasan global yang merusak planet ini. Perjanjian tambahan tahun 2016, yang dikenal sebagai Amandemen Kigali terhadap Protokol Montreal, mengharuskan pengurangan bertahap produksi dan konsumsi banyak hidrofluorokarbon (HFC).
Follow Berita Okezone di Google News