KEAMANAN data memang menjadi salah satu masalah yang tengah diwaspadai oleh beberapa negara. Salah satu yang pernah bermasalah dengan masalah kebocoran data adalah Facebook.
Oleh karena itu, raksasa teknologi Meta sebagai induk dari Facebook dan Instagram memperketat keamanan data mereka. Bahkan, belakangan perusahaan bentukan Mark Zuckerberg itu menggugat sebuah perusahaan karena menyalahgunakan data pengguna Facebook dan Instagram.
Mereka menggugat perusahaan pengawasan bernama Voyager Labs, karena mengumpulkan 600.000 data pengguna Facebook dan Instagram untuk memprediksi kepribadian mereka. Perusahaan tersebut pun menggunakan puluhan ribu akun palsu untuk mengambil data.
Meta mengatakan sedang memulai tindakan hukum, menyusul penyelidikan Guardian yang mengungkapkan bahwa Voyager Labs bekerja sama dengan Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) pada tahun 2019 untuk membuat akun palsu tersebut.
Seperti dihimpun dari Metro, Voyager Labs mengklaim menggunakan informasi media sosial tersebut untuk memprediksi kepribadian pengguna. Sehingga, mencegah mereka melakukan kejahatan di masa depan.
Menurut catatan publik yang diperoleh oleh Brennan Center for Justice, layanan Voyager sendiri memungkinkan polisi mengawasi dan menyelidiki orang dengan merekonstruksi kehidupan digital mereka dan membuat asumsi tentang aktivitas mereka.
Catatan menunjukkan bahwa Voyager menyatakan bahwa nama Instagram yang menampilkan kebanggaan terhadap tanah Arab atau memposting sebuah postingan tentang Islam menunjukkan tanda-tanda potensi ekstremisme. Meta dalam tulisan sebuah blog mengtakan bahwa Voyager adalah bagian dari industri yang menyediakan layanan scraping kepada siapa pun terlepas dari pengguna yang mereka targetkan dan untuk tujuan apa.
Tidak berhenti di situ, perusahaan yang diketahui berambisi untuk menyemlurnakan ekosistem metaverse itu juga mengatakan bahwa Voyager juga dijadikan sebagai alat atau cara untuk membuat profil orang untuk perilaku kriminal.
Follow Berita Okezone di Google News