KECERDASAN buatan atau artificial intelligence memang sudah banyak digunakan belakangan ini. Biasanya, AI memang digunakan untuk membantu mengoperasikan mesin-mesin di pabrik.
Namun, seiring perkembangan zaman, teknologi AI tidak hanya dimanfaatkan untuk industri semata, berbagai bidang pun sudah mulai menggunakannya termasuk bidang kesehatan. Nah, terbaru teknologi AI ini akan disematkan pada pada peralatan perang.
Defense Advanced Research Projects Agency atau disingkat DARPA dilaporkan sedang mengembangkan kacamata augmented reality (AR) canggih untuk membantu tentara menyelesaikan tugas yang rumit. Agensi dari agensi dari Departemen Pertahanan AS itu disebut akan menggunakan teknologi yang disebut Perceptually-enabled Task Guidance (PTG).
Seperti dihimpun dari Engadget, PTG akan mengandalkan sensor untuk melihat dan mendengar apa yang dilihat dan didengar oleh para tentara saat berperang. Nantinya kacamata AR yang mereka gunakan akan meberikan pamduan tugas melalui instruksi buatan AI yang ditampilkan dalam AR.
Singkatnya, PTG menggabungkan sensor mikrofon dan kamera yang dipasang di kepala dengan headset AI dan AR untuk diintegrasikan ke dalam lingkungan tentara. Tujuannya adalah untuk membantu mereka dan personel militer lainnya meningkatkan keterampilan mereka, menyelesaikan tugas yang rumit, dan melakukannya dengan lebih baik.
Untuk diketahui, DARPA sendiri memang telah mempersempit fokus mereka ke tiga bidang. Pertama adalah pengobatan medan perang (seperti personel yang tidak terlatih membantu petugas medis di lapangan), kedua adalah keberlanjutan (menjaga dan menjalankan peralatan militer) dan terakhir adalah co-piloting (terutama helikopter).
Dr Bruce Draper, manajer program DARPA menggambarkannya sebagai tugas proxy yang ideal. Menurutnya ini adalah contoh bagus dari tugas fisik kompleks yang dapat dilakukan dengan banyak cara. Ada banyak objek yang berbeda, padat, cair, benda berubah wujud, jadi secara visual cukup kompleks.
Follow Berita Okezone di Google News