Para peneliti mengklaim telah berhasil menangkap sinyal radio dari galaksi dengan jarak terjauh yang pernah ditemukan.
Sinyal tersebut memiliki panjang gelombang tertentu yang disebut dengan garis 21 cm, ini akan membantu menjawab pertanyaan tentang terbentuknya alam semesta, dilansir Cbsnews.
Sinyal radio yang ditangkap oleh Giant Metrewave Radio Telescope yang berada di India ini berada di galaksi yang dikenal sebagai SDSSJ0826+5630.
Para peneliti di McGill University dan Indian Institute of Science mempelajari sinyal tersebut dan menemukan bahwa sinyal tersebut dipancarkan saat alam semesta berusia 4,9 miliar tahun. "Ini setara dengan melihat ke masa lalu selama 8,8 miliar tahun," kata peneliti Arnab Chakraborty, seorang peneliti pasca-doktoral di McGill.
Teleskop tersebut dapat menangkap sinyal yang memiliki jarak sangat jauh, karena sinyal tersebut dibelokkan oleh galaksi lain yang terletak di antara sinyal dan teleskop, kata para peneliti. "Hal ini secara efektif menghasilkan pembesaran sinyal dengan faktor 30, sehingga memungkinkan teleskop untuk menangkapnya," kata Nirupam Roy, seorang profesor di Indian Institute of Science.
Pembelokan sinyal ini disebut pelensaan gravitasi/gravitational lensing, dan dapat membantu para peneliti mengamati galaksi jauh dan evolusi kosmik bintang-bintang.
"Galaksi memancarkan berbagai jenis sinyal radio. Sampai saat ini, kita hanya bisa menangkap sinyal seperti itu dari galaksi yang dekat, sehingga pengetahuan kita hanya terbatas pada galaksi-galaksi yang lebih dekat dengan Bumi," kata Chakraborty.
"Namun, berkat bantuan fenomena yang terjadi secara alami yang disebut pelensaan gravitasi, kita bisa menangkap sinyal yang redup dari jarak yang memecahkan rekor. Hal ini akan membantu kita memahami komposisi galaksi pada jarak yang jauh lebih besar dari Bumi." sambungnya.
Para peneliti berhasil menentukan kalau massa atom gas hidrogen di SDSSJ0826+5630 hampir dua kali lipat massa bintang-bintang yang bisa kita lihat. Para peneliti menyebutkan dalam studi bahwa gas hidrogen menyediakan bahan bakar dasar untuk pembentukan bintang di galaksi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa para ilmuwan mungkin dapat menyelidiki evolusi kosmik gas netral dengan teleskop radio frekuensi rendah dalam waktu dekat.
Follow Berita Okezone di Google News
(dra)