Saat ini, kebutuhan pengguna telekomunikasi di Indonesia semakin meningkat pesat. Salah satu cara untuk menangani permasalahan ini adalah konvergensi layanan telekomunikasi. Pada akhirnya para pengguna telekomunikasi di Indonesia membutuhkan layanan yang lancar, cepat, dan minim blank spot.
Pengadaan teknologi FMC (Fixed Mobile Convergence) sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2005. Teknologi FMC sendiri adalah penggabungan layanan fixed broadband dan seluler dalam satu genggaman.
Teknologi FMC sendiri mau tidak mau harus bisa hadir di Indonesia. Karena, kebutuhan masyarakat yang semakin dan teknologi di Indonesia pun sebenarnya sudah mendukung.
“Fixed-Mobile Convergence (FMC) sudah menjadi topik sejak dua dekade lalu secara teknologi, hal ini karena pelaku usaha sadar kebutuhan pasar pasti mengarah ke konvergensi seiring digitalisasi kian kencang,” ujar Doni Ismanto Darwin selaku Founder IndoTelko Forum, dalam sebuah diskusi yang bertajuk “Entering Telecommunication Convergence Era, How to Respond?".
Para operator layanan juga sudah mulai serius untuk mengerjakan teknologi FMC, terbukti dengan menggenjot pengerjaan dan penyediaan layanan 5G serta fiberisasi jaringan. Beberapa perusahaan sudah mulai menggarap teknologi FMC.
“Kalau di pasar global, 23 dari 25 pemain sudah memiliki kapabilitas Fixed dan Mobile di dalam entitas yang dikuasai 100%. Gejala sama terjadi di Indonesia, lihat saja XL Axiata yang mengakuisisi LinkNet atau MyRepublic, Smartfren, dan Moratelindo yang sahamnya dikuasai Grup Sinar Mas. Jika kontrol dalam satu entitas akan memudahkan untuk menggelar FMC. Saya yakin FMC akan menjadi produk yang layak dijual ke pasar oleh operator untuk beberapa tahun mendatang,” lanjut Doni.
Pengadaan teknologi FMC sendiri harus dilakukan secara bertahap. Jika tidak dilakukan secara bertahap maka biaya pengeluaran akan membengkak, seperti yang diungkapkan oleh Piter Abdullah selaku Direktur Eksekutif Segara Research Institute dan Dosen Perbanas Institute.
Konvegensi layanan telekomunikasi sendiri tidak akan mencekik konsumen, terutama dari banderol harga yang nantinya akan ditawarkan.
"Yang namanya bisnis akan utamakan customer, kalau enggak harga yang murah ya layanan yang bagus. Yang lakukan konvergensi kan ada beberapa perusahaan, jadi mereka pasti enggak mau lakukan sesuatu yang merugikan konsumen hingga buat konsumennya pindah," ungkap Piter dalam diskusi itu.
Follow Berita Okezone di Google News