TIKTOK memang menjadi media sosial yang tengah digemari saat ini. Bukan hanya untuk berbagi keseruan, TikTok pun sekarang sudah bisa digunakan para konten kreatornya untuk mencari uang.
Contoh saja konten mandi lumpur dan nenek gayung yang sempat membuat heboh dalam beberapa waktu terakhir ini. Hal itu membuktikan bahwa ceruk uang dari aplikasi TikTok memang masih terbuka lebar.
Berdasarkan data SensorTower bulan April 2020, TikTok sudah diunduh sebanyak 2 miliar kali diseluruh dunia dan sukses menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh.
Lalu, bagaimana para content creator khususnya pada platform TikTok memandangnya dari sudut pandang sebagai sebuah profesi untuk menghidupi mereka, kira-kira seberapa menjanjikan profesi ini? Simak penjelasan dari para content creator berikut ini :
Natasya Surya
Content creator ini menjadikan Tiktok sebagai platform untuk dirinya melakukan review produk, khususnya peralatan rumah tangga serta membagikan tips soal pemecahan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan kebutuhan di rumah.
Lalu, bagaimana pemilik akun tiktok @natasya.surya ini memandang content creator sebagai sebuah profesi, seberapa menjanjikan baginya?
Natasya mencoba membedahnya dari sisi pengembangan pengalaman bagi seorang individu. Jika dilihat dari sisi itu, jelas menjadi content creator terlihat jauh lebih pesat dan lebih menjanjikan karena menyasar perkembangan kualitas individunya.
"Kalau menjanjikan sih tergantung bagaimana kita memanfaatkan situasi dan potensi, jujur kalo dari pengalaman aku sendiri, dulu aku kerja di kantor terus aku keluar dan ngonten jadinya, ya memang secara experience nambahnya jauh lebih pesat untung pengembangan diri sendiri, kalo misalnya dibilang secara finansial ya oke lah,"ungkap Natasya saat dijumpai beberapa waktu lalu.
Lebih jauh Natasya menjelaskan dan membedah perbandingannya, jika bekerja di suatu perusahaan, yang akan terlihat berkembang, kualitasnya meningkat, itu ya perusahaannya sendiri, bukan karyawan sebagai seorang individunya. Dengan kata lain, perkembangan diri sendiri tak terlihat secara langsung dan tak terlalu signifikan
"Kalau kita karier profesional atau kantoran kan itu perkembangan kantor secara keseluruhan, tapi kalau di media digital jadi konten kreator kita mengembangkan diri kita sendiri jadi keliatan gitu loh 'signifikan nih, oh ini berkembang, kita bisa jadi ini bisa jadi itu'. Intinya bisa langsung keliatan gitu,"jelasnya.
Follow Berita Okezone di Google News