Dua orca atau yang biasa disebut paus pembunuh lagi-lagi melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 19 ekor hiu sevengill berhidung lebar.
Sadisnya lagi, mereka memakan hati dari hiu tersebut dan membiarkan bangkainya membusuk dan terdampar di lepas pantai Pearly Beach, yang terletak di ujung paling selatan Afrika Selatan.
Hal ini menarik perhatian dari seorang ahli biologi kelautan bernama Alison Kock untuk menganalisis perilaku keji dua hewan tersebut. Paus yang memiliki nama Port and Starboard ini telah melakukan pembantaian besar-besaran pada 27 Februari lalu.
Sebagaimana Dilansir dari Live Science, dijelaskan bahwa ini bukan pertama kalinya dua paus orca melakukan hal tersebut. Sama halnya dengan kasus kali ini, tahun 2017 lalu mereka sempat membantai 8 ekor hiu putih besar untuk dimakan hatinya.
Kock menjelaskan bahwa mereka kemungkinan belajar dari pertama kali memangsa spesies baru.
Setelah mereka mengetahui lokasi hati pada hiu, mereka akan mengingatnya dan menjadi pemburu yang lebih efisien. Ini juga menunjukkan bahwa hati hiu sangat bergizi dan memiliki banyak lemak dan vitamin.
"Orca mungkin telah belajar bahwa hati hiu mungkin memberikan energi dan nutrisi yang lebih tinggi. Hati hiu besar dan mengapung ke permukaan air saat hiu dibunuh, hal ini membuat mereka mudah dilihat oleh orca dibandingkan organ lain,” jelas Kock.
Mereka biasanya berburu dengan berkelompok atau berpasangan. Hal ini bertujuan untuk menyudutkan mangsanya. Salah satu orca berperan untuk mengalihkan perhatian, sementara yang lainnya masuk untuk membunuh.
Lebih lanjut Kock menjelaskan strategi membunuh ini membutuhkan kecerdasan dan kerja sama di antara mereka. Orca dapat menggunakan ekornya yang besar untuk "menampar" dan melumpuhkan hiu. Mereka bahkan bisa membalikkan tubuh hiu, hingga menyebabkan imobilitas tonik. Keadaan ini terjadi ketika hiu terbalik dan masuk dalam keadaan layaknya kesurupan.
Kock juga menyebut perilaku semacam ini sudah didokumentasikan di sejumlah negara seperti Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru. Namun dalam beberapa waktu terakhir serangan ini banyak terjadi di Afrika Selatan.
Jumlah hiu yang mati dalam satu hari ini cukup mengkhawatirkan. Tidak adanya predator teratas ini bisa berdampak secara tidak langsung pada ekosistem setempat.
(DRA)
Follow Berita Okezone di Google News
(dra)