Share

Fixed Mobile Convergence Diyakini Hilangkan Perang Harga di Layanan Seluler

Tim Okezone, Jurnalis · Rabu 24 Mei 2023 14:15 WIB
https: img.okezone.com content 2023 05 24 54 2819121 fixed-mobile-convergence-diyakini-hilangkan-perang-harga-di-layanan-seluler-jQqFNzfNsl.jpg Ilustrasi Fixed Mobile Convergence. (Foto: Shutterstock)

FIXED Mobile Convergence (FMC) adalah sebuah konsep yang menggabungkan jaringan mobile dan fixed broadband. Dengan menggunakan FMC, pengguna akan layanan internet secara terus-menerus, kapanpun dan di manapun. 

FMC pun dipercaya menjadi mesin pertumbuhan keuangan terbaru bagi operator telekomunikasi, di tengah tekanan terus menurunnya Average Revenue Per User (ARPU) karena perang harga dan saturasi di layanan seluler.

Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin menyakini FMC bisa menjadi mesin pertumbuhan baru di sisi keuangan bagi operator jika tidak terjebak dengan perang harga layaknya yang terjadi di layanan mobile broadband.

“FMC harus dijadikan sebagai era baru layanan broadband di Indonesia dimana dari sisi kecepatan pelanggan merasakan true broadband, dari sisi harga terjangkau, dan pelayanan purna jual membuat nyaman pelanggan,” kata Doni dalam keterangan tertulisnya.

Terjebak ke dalam perang harga ketika menyelenggarakan FMC, maka yang dirugikan tidak hanya operator tetapi masyarakat. Pasalnya, Indonesia secara kecepatan internet tidak pernah bagus rankingnya di Asia Tenggara.

"Kalau FMC ternyata sama saja dengan era 3G, 4G, atau 5G, lama-lama masyarakat bisa apatis dengan teknologi baru dan beranggapan itu hanya bagian dari gimmick pemasaran,” tegasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Berdasarkan studi top 30 perusahaan telko global berdasarkan revenue pada 2021 oleh Capital IQ, Telkom, Kearney, sepanjang 2011-2021 industri telko tetap tumbuh sebesar 2 persen.

Di sisi lain untuk Indonesia, ada peluang dari sisi fixed broadband lantaran penetrasi layanan ini baru 14 persen hingga 2021, berdasar data McKinsey Analysis Oxford Economic, Analysis Mascon, Telkom.

Sementara itu, masih dalam studi sama, benchmark global menunjukkan korelasi antara GDP per kapita dengan penetrasi fixed broadband. Di Indonesia sendiri GDP per kapita diperkirakan tumbuh 6 persen CAGR, atau naik dari USD51.000 ke USD70.000 pada 2027, yang mana hal itu akan mendorong penetrasi fixed broadband dari 14 persen menjadi 23 persen pada 2023.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini